Peningkatan Populasi Muslim Dunia dan Kebangkitan Islam


“Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)”. (Hadits Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim)


Sabda nabi Muhammad SAW di atas menjadi sebuah hal yang menarik jika kita refleksikan pada kondisi umat Islam di dunia saat ini. Apabila kita maknai lebih dalam, hadits tersebut bukan hanya bicara soal pernikahan yakni anjuran untuk memilih perempuan yang “subur” dan memperbanyak jumlah anak karena akan menghadirkan kebanggaan Rasulullah atas banyaknya keturunan umat beliau. Namun jika kita teliti, lebih dari hal mendasar di atas ada yang lebih esensial dan strategis dalam konteks kepemimpinan Islam dalam kancah dunia. Dan itu semua bisa kita baca dari beberapa realita yang terjadi dalam kurun waktu dua puluh tahun terakhir ini.

Jumlah Populasi Muslim Dunia
Pew Research Center, pada bulan Januari 2011, melaporkan hasil studi yang menarik untuk ditelaah lebih dalam. Laporan yang berjudul “The Future of the Global Muslim Population” memaparkan hasil ringkasannya bahwa akan terjadi peningkatan populasi muslim di dunia. Secara global, populasi muslim diprediksi akan meningkat dua kali lipat dari populasi non-muslim dalam dua dekade mendatang (dari 2010 hingga 2030), dengan rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk muslim 1,5% per tahun dibanding tingkat pertumbuhan penduduk non-muslim 0,7% per tahun. Jika tren ini berlanjut, total proyeksi penduduk muslim dunia menempati 26,4% dari total penduduk dunia pada tahun 2030. Atau jumlah penduduk muslim sebesar 2,2 miliar dari total 8,3 miliar penduduk dunia.
Berikut ini tabel jumlah, distribusi, dan peningkatan populasi muslim global.

Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa penduduk muslim dari Asia-Pasifik masih menempati urutan terbanyak pertama dengan total proyeksi muslim 1,3 miliar jiwa (59,2 persen). Jika dilihat lebih detil, Indonesia menempati urutan penduduk muslim terbesar di dunia pada tahun 2010 dengan jumlah 205 juta, dan Pakistan di urutan kedua. Nyatanya memang penduduk muslim Indonesia pada tahun 2010 sejumlah 207 juta (sumber : Sensus Badan Pusat Statistik tahun 2010). Namun pada tahun 2030 Indonesia diproyeksikan akan menempati urutan negara berpenduduk muslim terbesar kedua dengan total 239 juta jiwa, bertukar tempat dengan Pakistan yang naik menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Jumlah Populasi Muslim Eropa
Realita yang terjadi saat ini bahwa pertumbuhan populasi muslim di dunia meningkat tidak bisa dipungkiri. Begitu juga dengan realitas yang terjadi di Eropa. Hal ini menjadi sorotan dunia dalam dua dekade ke belakang. Dan akan menjadi perhatian utama dalam dua dekade mendatang. Soal peningkatan ini pernah dipaparkan oleh Global Muslim Diaspora Report pada momen lokakarya bertajuk “Muslim Diaspora: Perdamaian Global dan Kesulitan untuk Kesejahteraan” yang digelar di Istanbul, Turki, pada 12 Mei 2018. Laporan tersebut mengungkap bahwa populasi muslim di Eropa akan meningkat hingga 8 (delapan) persen pada tahun 2030 mendatang.
Rusia akan tetap menjadi negara dengan penduduk muslim terbanyak di Eropa, dengan angka proyeksi 18,5 juta jiwa. Yang menarik, Inggris menjadi negara dengan angka peningkatan terbesar di Eropa yaitu meningkat 2,7 juta jiwa dari tahun 2010 ke tahun 2030.
Sedangkan negara Perancis akan menjadi negara terbanyak kedua di benua biru tersebut.
           
Peningkatan Populasi Muslim dan Kebangkitan Islam Dunia
            Semua laporan studi yang disebutkan di atas memang tengah dirasakan dalam kehidupan riil saat ini. Kita akan mendapati begitu banyak fenomena menarik yang menguatkan hasil laporan dari Pew Research Center dan Global Muslim Diaspora Report, bahwa saat ini bukti-bukti peningkatan populasi muslim di dunia sedang dirasakan. Yang juga diikuti dengan peningkatan populasi muslim di Indonesia dan Eropa, serta berbagai belahan negara dunia lainnya.
            Mari kita ambil salah satu bukti riil yang paling mudah dalam ruang lingup internasional yakni kompetisi sepak bola. Ajang kompetisi sepak bola bergengsi macam Piala Dunia menjadi salah satu perwajahan betapa populasi muslim dunia tengah meningkat. Jumlah pemain muslim yang terlibat pada Piala Dunia 2014 berjumlah 98, sedangkan pada Piala Dunia 2018 yang bertempat di Rusia meningkat menjadi 156 pemain. Jumlah tersebut tersebar di 12 tim dari total 32 tim sepak bola Piala Dunia 2018 dan berasal dari benua Asia, Afrika, dan Eropa. Bahkan ada 9 pemain sepak bola muslim yang terlibat dalam fase semi final, bersumber dari Belgia dan Perancis. Dan pada akhirnya Perancis-lah yang menjadi juara Piala Dunia 2018, yang salah satu faktor kunci kemenangannya adalah sosok muslim Paul Pogba. Hingga pasca kemenangan tersebut, dibuatkan berbagai poster Paul Pogba di beberapa titik di kota Paris dan sekitarnya.
            Begitu juga dengan Mesir yang memiliki pemain muslim kebanggaan yaitu Mohamed Salah. Penyerang kunci klub Inggris Liverpool tersebut merupakan muslim yang taat. Dan beberapa nama pemain muslim Eropa lainnya seperti Antonio Rudiger, Mesut Ozil, Ilkay Gundogan, Sami Khedira (Jerman); N’Golo Kante, Paul Pogba, Ousmane Dembele, Nabil Fekir (Perancis); dan masih banyak lagi yang lainnya dari Eropa dan Afrika. Tak sedikit dari mereka yang bermain pula dan menjadi ujung tombak di klub-klub besar Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Italia, Liga Jerman, dan liga dunia lainnya. Fenomena ini diyakini akan terus muncul dalam dunia sepak bola ini. Mereka bukan hanya sekedar bermain sepak bola di lapangan, tetapi telah memberikan inspirasi kepada dunia pada umumnya dan kepada umat Islam pada khususnya. Mereka telah menjadi bukti bahwa dengan titel muslim, akan memberikan dampak kebaikan bagi lingkungan di sekitarnya. Bagi bangsa dan negara dimana mereka tinggal di dalamnya. Menepis anggapan bahwa muslim itu membawa pengaruh buruk bagi dunia, seperti yang diisukan dan digembar-gemborkan oleh oknum yang tidak suka dengan Islam.
            Masih banyak lagi fenomena yang bisa kita rasakan sebagai bukti tengah terjadinya peningkatan kuantitas penduduk muslim di dunia pada umumnya. Seperti munculnya Khabib Nurmagomedov, atlit bela diri muslim UFC asal Rusia, yang mengalahkan McGregor pada Oktober 2018 lalu. Beberapa aspek yang lain pun menjadi ciri seperti melesatnya perbankan syariah dunia, tumbuhnya kesadaran akan produk halal, berjamurnya komunitas muslim, dan sebagainya.
            Di Indonesia sendiri, fenomena 411 dan 212, telah membuktikan bahwa kita merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar dunia hingga saat ini. Massa muslim yang begitu banyak bisa berkumpul dalam satu waktu di pusat kota Jakarta, merupakan peristiwa pertama kali di dunia, begitu berbagai media internasional menyebutnya. Dimana sebelumnya pun belum pernah terjadi di Indonesia.
            Dari uraian panjang diatas, penulis meyakini sebagai sebuah pertanda kebangkitan Islam di dunia. Bahwa kuantitas muslim dunia perlahan tapi pasti akan terus meningkat. Dan telah menunjukkan inspirasi kebaikan bagi penduduk dunia dengan masing-masing prestasi yang ditorehkan. Maka pertanyaannya sekarang, apakah kita sudah menjadi bagian dari muslim dunia yang turut menebar dan memperjuangkan kebaikan?
            Singkatnya, inilah yang dikhawatirkan Rasulullah SAW 1400-an tahun yang lalu. Bahwa umat muslim suatu saat akan berjumlah sangat besar, namun seperti buih. Kekhawatiran inilah yang harus dijawab oleh aktivis. Bahwa aktivis harus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan nilai-nilai kebenaran. Dengan segala kemampuan yang dimiliki, ia curahkan untuk memberikan inspirasi kebaikan dimanapun dan kapanpun berada. Sehingga jumlah muslim yang besar secara kuantitas, tetap diperhitungkan secara kualitas dalam kancah dunia.
Share on Google Plus

About Muhamad Saepudin

Saya hanyalah seorang penikmat blog dan pembelajar kehidupan. Semoga pembelajaran kehidupanku bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Selamat membaca dan belajar dari kehidupan.

0 comments: