Al-Qur`an adalah kalamullah, firman Allah SWT yang diturunkan kepada
nabi kita Muhammad selama 23 tahun. Ia adalah kitab suci umat Islam yang
merupakan sumber petunjuk dalam beragama dan pembimbing dalam menjalani
kehidupan di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim untuk
selalu berinteraksi aktif dengan al-Qur`an, menjadikannya sebagai sumber
inspirasi, berpikir dan bertindak. Membaca al-Qur`an merupakan langkah
pertama dalam berinteraksi dengannya, kemudian diteruskan dengan
tadabbur, yaitu dengan merenungkan dan memahami maknanya sesuai petunjuk
salafus shalih, lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,
kemudian dilanjutkan dengan mengajarkannya.
Di samping itu, kita juga dianjurkan menghapalnya dan menjaga hafalan
tersebut agar jangan terlupakan, karena hal itu merupakan salah satu
bukti nyata bahwa Allah SWT berjanji akan menjaga al-Qur`an dari
perubahan dan penyimpangan seperti kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya. Dan salah satu bukti terjaganya al-Qur’an adalah
tersimpannya di dada para penghapal al-Qur’an dari berbagai penjuru
dunia, bangsa arah dan ajam (non arab).
Adapun di antara keutamaan membaca al-Qur`an dari sunnah Rasulullah SAW adalah:
1. Menjadi manusia yang terbaik:
“Dari Utsman bin ‘Affan rad, dari Nabi saw, beliau bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
‘Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarkannya.” HR. Al-Bukhari.
1. Menjadi manusia yang terbaik:
“Dari Utsman bin ‘Affan rad, dari Nabi saw, beliau bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
‘Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan mengajarkannya.” HR. Al-Bukhari.
2. Kenikmatan yang tiada bandingnya:
Dari Abdullah bin Umar RA, dari Nabi, beliau bersabda:
Dari Abdullah bin Umar RA, dari Nabi, beliau bersabda:
لاَحَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ
يَقُوْمُ بِهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآناء النَّهَارِ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ
مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آناَءَ اللَّيْلِ وَآناَءَ النَّهَارِ
‘Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal: (pertama) orang yang diberikan Allah SWT keahlian tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan seorang yang diberi oleh Allah SWT kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam.”Muttafaqun alaih.
‘Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal: (pertama) orang yang diberikan Allah SWT keahlian tentang al-Qur`an, maka dia melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan siang hari. Dan seorang yang diberi oleh Allah SWT kekayaan harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam.”Muttafaqun alaih.
3. Al-Qur`an memberi syafaat di hari kiamat: dari Abu Umamah al-Bahili RA, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya).” HR. Muslim.
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari dan mengamalkannya).” HR. Muslim.
4. Pahala berlipat ganda: dari Ibnu Mas’ud rad, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ ألم حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” HR. At-Tirmidzi.
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ ألم حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” HR. At-Tirmidzi.
5. Dikumpulkan bersama para malaikat: dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, ‘Nabi Muhammad SAW bersabda:
المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” Muttafaqun ‘alaih.
المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” Muttafaqun ‘alaih.
Inilah sebagian dari anjuran dan keutamaan membaca al-Qur`an, dan
yang perlu diingat bahwa pahala membaca al-Qur`an diperoleh bagi siapa
pun yang membacanya, walau tidak memahami makna dan tafsirnya. Kendati
kalau bisa memahaminya pahalanya tentu lebih baik dan lebih banyak
pahalanya.
Sebagian ulama menyebutkan beberapa hikmah keistimewaan membaca
al-Qur`an yang pahalanya bisa diperoleh kendati tidak memahamainya, di
antaranya adalah:
- Sebagai faktor penting untuk menjaga keutuhan dan keaslian al-Qur`an dari perubahan dan campur tangan manusia, seperti yang menimpa kitab-kitab sebelumnya.
- Membentuk persatuan kaum muslimin secara bahasa, memperkuat persatuan agama, dan memudahkan sarana komunikasi di antara mereka serta memperkokoh barisan mereka.
- Sebagai langkah pertama bagi pembaca al-Qur`an untuk tadabbur, memahami dan mengamalkan al-Qur`an.
Salafus shalih dan al-Qur’an:
Berdasarkan anjuran-anjuran dan keutamaan-keutamaan di atas, para salaf (para pendahulu dari kalangan sahabat, tabi’in dan ulama) sangat bersungguh-sungguh dalam memperbanyak membaca al-Qur`an dan menghapalnya, karena mengharapkan keutamaan dan pahala ini, serta karena cinta terhadap Kitabullah dan mendapatkan kenikmatan dengan membacanya. Imam Abdurrahman al-Auza’i rahimahullah berlata: ‘Ada lima perkara yang selalu dipegang para sahabat nabi dan para tabi’in yang mengikuti langkah mereka dalam kebaikan: Selalu bersama jama’ah kaum muslimin, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, membaca al-Qur`an dan jihad fi sabilillah.”
Berdasarkan anjuran-anjuran dan keutamaan-keutamaan di atas, para salaf (para pendahulu dari kalangan sahabat, tabi’in dan ulama) sangat bersungguh-sungguh dalam memperbanyak membaca al-Qur`an dan menghapalnya, karena mengharapkan keutamaan dan pahala ini, serta karena cinta terhadap Kitabullah dan mendapatkan kenikmatan dengan membacanya. Imam Abdurrahman al-Auza’i rahimahullah berlata: ‘Ada lima perkara yang selalu dipegang para sahabat nabi dan para tabi’in yang mengikuti langkah mereka dalam kebaikan: Selalu bersama jama’ah kaum muslimin, mengikuti sunnah, memakmurkan masjid, membaca al-Qur`an dan jihad fi sabilillah.”
Di antara para sahabat yang masyhur selalu bersama al-Qur`an adalah
Utsman bin Affan RA, sehingga diriwayatkan bahwa beliau pernah berkata:
‘Jikalau hati kamu bersih niscaya kamu tidak pernah kenyang dari
Kalamullah.”
Di antaranya lagi adalah Abdullah bin Amar bin Ash rad, seperti yang
diriwayatkan dalam shahih tentang dialognya bersama Rasulullah SAW,
hingga akhirnya Rasulullah SAW memintanya agar membaca dan mengkhatamkan
al-Qur`an dalam tujuh hari.’ HR. Al-Bukhari 5052 dan Muslim.
Para salaf rahimahullah merasakan ketenangan dan kenikmatan saat
membaca al-Qur`an, karena ia adalah Kalamullah yang tidak pernah bosan
membacanya dan tidak pernah jemu mendengarnya. Allah SWT menghilangkan
rasa jemu dan bosan dari pembaca dan pendengarnya dengan keikhlasan dan
kebenaran iman, untuk memudahkan membaca dan mendengarnya. Firman Allah
SWT:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran (QS. al-Qamar:17)
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran (QS. al-Qamar:17)
Inilah rahasia perkataan Utsman bin Affan RA: ‘Jikalau hati kamu
bersih niscaya kamu tidak pernah kenyang dari Kalamullah.” Itulah
penyebab mereka selalu membaca al-Qur`an dan menjaga hizib mereka. Hasan
al-Bashri rahimahullah berkata: “Carilah kenikmatan dalam tiga perkara:
shalat, al-Qur`an dan doa. Jika kamu mendapatkannya maka pujilah Allah
SWT atas hal itu, dan jika kamu tidak mendapatkannya maka ketahuilah
bahwa pintu kebaikan telah ditutup atasmu.” HR. al-Baihaqi dalam
Syu’abul Iman no. 7226
Para salaf selalu berpegang teguh terhadap sunnah nabawiyah dalam
berbagai aspek kehidupan mereka, tanpa terkecuali dalam hal membaca
al-Qur`an. Abul ‘Aliyah ar-Rayahi berkata: “Kami adalah budak yang
dimiliki orang, di antara kami ada yang membayar dharibah, ada pula yang
melayani keluarganya. Kami mengkhatamkan al-Qur`an setiap malam, maka
hal itu terasa berat bagi kami. Lalu kami mengkhatamkan setiap dua
malam, ternyata juga merasa berat. Lalu kami mengkhatamkan setiap tiga
malam, lalu kami merasa berat, sehingga kami saling mengeluh satu sama
lain. Kami menemui Rasulullah SAW, maka beliau mengajarkan kepada kami
agar mengkhatamkan setiap jum’ah, maka kami bisa shalat dan tidur, dan
kami tidak merasa berat.” Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat
7/113 dan lihat: Siyar A’lam Nubala 4/209.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Sepantasnya seseorang menjaga
rutinitas dan memperbanyak membaca al-Qur`an. Para salaf mempunyai
kebiasaan yang bervariasi dalam mengkhatamkan al-Qur`an. Ibnu Abi Daud
meriwayatkan dari sebagian salaf bahwa di antara mereka ada yang
mengkhatamkan setiap dua bulan, ada yang setiap bulan, ada yang setiap
sepuluh hari. Dan dari sebagian mereka ada yang mengkhatamkan setiap
delapan hari, dan dari kebanyakan mereka adalah mengkhatamkan al-Qur`an
setiap tujuh malam. Dan dari sebagian mereka ada yang mengkhatamkan
setiap tiga hari. Dan yang terbaik bahwa hal itu berbeda menurut tugas
dan kewajiban seseorang. Apabila dengan pelan ia bisa memahami makna dan
tafsirnya secara baik, maka hendaklah ia membaca menurut kadar yang ia
bisa mendapatkan kesempurnaan pemahaman yang dia baca. Demikian pula
orang yang sibuk menyebarkan ilmu (mengajar, berdakwah dan sejenisnya)
maka hendaklah membatasi diri agar tidak mengurangi tugas utamanya. Dan
jika bukan seperti golongan di atas dan tidak punya tugas yang lain,
maka hendaklah ia memperbanyak membacanya sebatas kemampuannya yang
tidak menyebabkan rasa bosan. At-Tibyan 46
Perhatian para pendahulu kita dalam Menghafal al-Qur`an:
Para salaf tidak hanya memberi perhatian terhadap membaca al-Qur`an
lewat mushhaf, bahkan mereka berlomba-lomba dalam menghapalnya, dan
Allah SWT telah memberikan kemudahan dalam membaca dan menghapalnya bagi
siapa pun yang ingin mengharapkan pahala dan berminat menghapalnya.
Firman Allah SWT:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran (QS. al-Qamar:17)
Ibnu Abbas RA berkata: ‘Kalau bukan karena kemudahan yang diberikan Allah SWT kepada manusia niscaya tidak ada seorang pun yang bisa membaca Kalamullah. (Lihat: ad-Durrul Mantsur 7/676.) Dan di antara kemudahannya adalah mudah dibaca dan menghapalnya.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran (QS. al-Qamar:17)
Ibnu Abbas RA berkata: ‘Kalau bukan karena kemudahan yang diberikan Allah SWT kepada manusia niscaya tidak ada seorang pun yang bisa membaca Kalamullah. (Lihat: ad-Durrul Mantsur 7/676.) Dan di antara kemudahannya adalah mudah dibaca dan menghapalnya.
Di antara keutamaan menghapal al-Qur`an adalah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِى جَوْفِهِ شَيْئٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخرب
“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun al-Qur`an di dalam rongganya, ia seperti rumah yang runtuh.” HR. at-Tirmidzi 2910
إِنَّ الَّذِي لَيْسَ فِى جَوْفِهِ شَيْئٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخرب
“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun al-Qur`an di dalam rongganya, ia seperti rumah yang runtuh.” HR. at-Tirmidzi 2910
Dan Beliau mengutamakan di antara para sahabatnya menurut kadar
hapalan al-Qur`an mereka, apabila mengutus pasukan beliau mengangkat
imam dalam shalat bagi yang paling banyak hapalannya, mengedepankan di
liang lahat bagi yang paling banyak hapalannya. Maka banyak sekali
dorongan dan motivasi untuk lebih giat menghapal al-Qur`an. Memang tidak
disebutkan secara pasti berapa jumlah sahabat yang hapal al-Qur`an,
namun cukup sebagai bukti banyak yang hapal al-Qur`an, bahwa dalam
perang Yamamah telah terbunuh tujuh puluh orang sahabat yang hapal
al-Qur`an.
Di antara contoh penghapal al-Qur`an dari para sahabat, hadits Ibnu
Mas’ud RA, ia berkata: ‘Aku hapal dari mulut Rasulullah SAW lebih dari
tujuh puluh surah.”
Demikianlah sebagian di antara keutamaan membaca dan menghapal al-Qur’an, semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. (Baca : Tips Menghafal Al quran )
Sumber:
0 comments:
Post a Comment