Jika teman-teman sedang berada di pulau Kalimantan, baik Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, atau Kalimantan Timur, mungkin sudah tidak asing dengan burung Enggang atau Rangkong. Jika sedang di Samarinda atau Balikpapan, maka di tengah-tengah kota akan terlihat sebuah patung berbentuk burung, itulah burung Enggang. Di beberapa kota di Kaltim, di Kalbar, dan Kalteng, burung enggang ini dijadikan sebagai simbol atau maskot. Begitu juga dengan Universitas Lambung Mangkurat, yang menjadikan burung enggang sebagai lambang universitas.
sumber |
Berbagai sumber menyebutkan bahwa burung enggang merupakan burung endemik di wilayah Kalimantan, yang
tidak ada di wilayah lainnya. Sebagai burung endemik, wajar saja akhirnya
burung ini banyak disimbolisasikan oleh masyarakat yang ada di wilayah
Kalimantan, seperti masyarakat Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan
Kalimantan Timur. Simbolisasi burung enggang ini diwujudkan kedalam
bentuk-bentuk simbol pemerintahan daerah, tarian sampai simbol
universitas. Salah satunya Universitas Lambung Mangkurat. Cerdas!
Jika kita search di wikipedia maka enggang mempunya nama lain rangkong. Enggang atau Rangkong (bahasa Inggris: Hornbill) adalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi
tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama
ilmiahnya "Buceros" merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk
sapi" dalam Bahasa Yunani.
Burung Enggang tergolong dalam familia Bucerotidae yang termasuk 57 spesies. Sembilan spesies daripadanya berasal endemik di bagian selatan Afrika. Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.
Burung Enggang ternyata memiliki banyak jenis. Namun yang ada di Kalimantan dan sangat populer adalah jenis Enggang Besar, yang dijadikan patung-patung di jalan-jalan di beberapa kota di Kalimantan, yang pernah saya lihat Balikpapan dan Samarinda. Mungkin ada yang bisa kasih tahu di kota daerah Kalimantan lainnya?
Filosofi burung enggang
Filosofi dari burung enggang ini luar biasa bagus, yang dikenal sebagai lambang kehidupan suku Dayak. Burung enggang sebagai perwujudan kasih sayang,
kebahagiaan dan prinsip. Hal ini terlihat dari kebiasaan burung enggang
yang selalu berpasangan dan hidup damai dengan pasangannya.
Istimewanya dari burung enggang yaitu pada saat burung betina mengerami
telurnya sampai menetas tidak pernah meninggalkan sarangnya, kemudian
kebutuhan makannya selama disarang disediakan oleh burung enggang yang
laki. Dalam hal makanan si burung enggang tidak lah terlalu pilih-pilih
yang penting asal buah-buahan itu sudah masak maka akan dimakannya,
seperti pisang, kestela, mangga kemudian kadang-kadang juga memakan
binatang yang kecil-kecil untuk pencernaan.
****
Saya sendiri pernah melihat burung ini di Ladang Budaya Tenggarong. Dan saat ini termasuk burung yang hampir punah, sehingga termasuk burung yang dilarang untuk diburu. Oleh karena itulah, sebagai rasa cinta saya terhadap burung enggang ini, saya mencoba membuat triangulation burung enggang. Meskipun sederhana dan jauh dari kata sempurna, namun ini adalah ekspresi kesukaan dan kecintaan saya terhadap burung cantik ini. Dan juga sebagai ekspresi untuk dukungan dalam melestarikan spesies langka ini. Jangan sampai punah seperti halnya ikan pesut. Semoga burung enggang tetap lestari di bumi etam. Bumi Kalimantan. Bumi Indonesia tercinta.
Triangulation enggang by muhamadsaefudin.blogspot.com |
0 comments:
Post a Comment