Seputar Karangan Bunga

Dalam beberapa hari ke belakang rakyat Indonesia, khususnya warga Jakarta, sedang diramaikan dengan fenomena karangan bunga yang berada di Balai Kota. Karangan bunga tersebut berjumlah sangat banyak, hingga dilaporkan pada tanggal 27 April 2017 sudah mencapai angka 2700 buah. Woow. 

Karangan bunga tersebut ditujukan untuk Ahok dan Djarot yang dikirim dari para pendukungnya. Mereka menyatakan ini sebagai ucapan terima kasih atas kinerja Ahok selama menjadi gubernur. Well, apakah selama Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta banyak melakukan perbaikan? Atau justru merusak tatanan sosial warga Jakarta? Atau memperburuk kondisi Jakarta? 

karangan buka
sumber : liputan6.com
Untuk menjawabnya, kita sebagai orang awam bisa dengan melihat hasil Pilkada DKI Jakarta. Kekalahannya di Pilkada DKI Jakarta 2017 ini cukup menjadi bukti bahwa dia tidak diharapkan lagi memimpin Jakarta. 

Baca juga : Ahok dan Kehancurannya

Melihat fenomena karangan bunga ini, saya jadi teringat puisi yang dibuat oleh penyair dan sastrawan Indonesia Taufiq Ismail. Puisi ini dibuat pada tahun 1966, menceritakan peristiwa demonstrasi mahasiswa menentang Orde Lama. Begini puisinya.

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke Salemba
Sore itu

Ini dari kami bertiga
Pita hitam pada karangan bunga
Sebab kami ikut berduka
Bagi kakak yang ditembak mati
Siang tadi

Karya: Taufiq Ismail, Tirani, 1966

Jika karangan bunga yang dikirim berjumlah sangat banyak hanya untuk menunjukkan bahwa Ahok adalah gubernur yang punya kinerja baik, mungkin itu dari pemilih yang berjumlah 42%. Namun, tersiar kabar jika karangan bunga ini hanya rekayasa saja. Dibuat dan disiapkan oleh timnya Ahok. Hmmm. Apapun itu, Ahok sudah tidak terpilih sebagai gubernur dan tidak bisa diubah lagi hanya dengan mengirimkan karangan bunga.

Namun bagi saya, jika cerita di puisi karya Taufiq Ismail diatas benar-benar terjadi di kehidupan nyata, akan lebih menyentuh nurani meskipun hanya 1 buah karangan bunga. Haruskah ada tiga anak kecil mengirimkan karangan bunga kepada para penegak hukum di negeri ini ke rumah-rumahnya?

Salam.
Share on Google Plus

About Muhamad Saepudin

Saya hanyalah seorang penikmat blog dan pembelajar kehidupan. Semoga pembelajaran kehidupanku bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Selamat membaca dan belajar dari kehidupan.

0 comments: