Pernahkah sahabat mendapatkan sebuah kepercayaan dari seseorang???
Seberapa besar rasa percaya yang diberikan oleh orang tersebut???
Lalu, seberapa penting orang yang memberi kepercayaan tersebut???
Perihal apa sehingga beliau memberikan kepercayaan kepada sahabat???
Apa sahabat merasa bangga (bersyukur) dengan dipercaya tersebut???
Kemudian, apa yang sahabat lakukan setelah mendapatkan kepercayaan itu???
Inti dari pembicaraan yang serius tadi adalah bahwa saya diberikan kepercayaan untuk merehab dan mengelola sebuah rumah miliknya. Awalnya saya bingung mengapa beliau memberikan kepercayaan itu kepada saya yang notabene baru mengenal saya beberapa saat.
Seberapa besar rasa percaya yang diberikan oleh orang tersebut???
Lalu, seberapa penting orang yang memberi kepercayaan tersebut???
Perihal apa sehingga beliau memberikan kepercayaan kepada sahabat???
Apa sahabat merasa bangga (bersyukur) dengan dipercaya tersebut???
Kemudian, apa yang sahabat lakukan setelah mendapatkan kepercayaan itu???
Itu hanya sekelumit pertanyaan yang muncul dalam benak saya saat sedang menulis untaian kata yang tersusun dari huruf-huruf yang berloncatan dari otak ini. Mungkin hingga sekarang masih terngiang-ngiang satu kata yang sangat ajaib ini, saya pun tak tahu apa istimewanya. So, sebenarnya apa arti sebuah kepercayaan yang kita terima dari seseorang??? Mari kita lihat apa yang dikatakan oleh para ahli psikologis berikut ini,
(1) Das dan Teng (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayaan (trust) sebagai derajat di mana seseorang yang percaya menaruh sikap positif terhadap keinginan baik dan keandalan orang lain yang dipercayanya di dalam situasi yang berubah ubah dan beresiko. (2) Rousseau et al, (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayaan sebagai bagian psikologis yang terdiri dari keadaan pasrah untuk menerima kekurangan berdasarkan harapan positif dari niat atau perilaku orang lain. (3) Mayer (1995) memberikan definisi kepercayaan dalam definisi yang lain dinyatakan sebagai keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain. (4) Doney et.al. (1998) memberikan definisi atau pengertian kepercayan sebagai sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan nilai yang sama.
Begitu juga, tak jarang kita menjadi pihak yang membuat orang pemberi kepercayaan (baca : pemberi amanah) merasa kecewa dengan apa yang kita perbuat. Na'udzubillah. Astaghfirullah. Sepertinya kita masih jauh dari akhlak Rasulullah yang memberikan contoh-contoh keteladanan semasa hidupnya. Begitu pun dengan hal memegang kepercayaan atau amanah. Beliau adalah orang yang sangat amanah. Penuh dengan tanggung jawab saat diberikan kepercayaan oleh penduduk Makkah dan Madinah saat itu. Subahanallah. Nampaknya kita harus rajin membaca kisah-kisah yang luar biasa dari Rasulullah dan para sahabat mengenai tanggung jawabnya dalam memegang amanah, sampai nyawa melayang dari raga sekalipun. Hingga ada salah seorang sahabat yang mempunyai julukan sang pemegang amanah Rasul. Lalu bagaimana dengan kita???
Silahkan sahabat jawab dengan penuh perenungan mendalam pertanyaan-pertanyaan di awal tadi. Kita semua berharap bahwa pada posisi manapun, menjadi orang yang memegang amanah dengan penuh tanggung jawab. Karena orang yang memberi kepercayaan pada kita sangat berharap pada kita agar mampu menyelesaikannya dengan baik. Dan tentunya bukan tanpa pertimbangan akan kemampuan, keyakinan, dan kapasitas diri kita, sehingga orang lain mempercayai kita atau memberikan kepercayaan.
Saya sedikit berbagi cerita tentang sebuah pengalaman besar dalam hidup saya dikala mendapatkan sebuah kepercayaan, dan orang yang memberi kepercayaan pun bukan orang yang sembarangan. Kejadian ini berlangsung belum lama ini. Ceritanya begini, saya awalnya hanya diundang untuk silaturrahim oleh seseorang yang sebelumnya kenal hanya lewat telpon dan tak pernah melihat wajahnya sekali pun. Lalu sampailah pada suatu percakapan yang sangat serius.
Saya sedikit berbagi cerita tentang sebuah pengalaman besar dalam hidup saya dikala mendapatkan sebuah kepercayaan, dan orang yang memberi kepercayaan pun bukan orang yang sembarangan. Kejadian ini berlangsung belum lama ini. Ceritanya begini, saya awalnya hanya diundang untuk silaturrahim oleh seseorang yang sebelumnya kenal hanya lewat telpon dan tak pernah melihat wajahnya sekali pun. Lalu sampailah pada suatu percakapan yang sangat serius.
Inti dari pembicaraan yang serius tadi adalah bahwa saya diberikan kepercayaan untuk merehab dan mengelola sebuah rumah miliknya. Awalnya saya bingung mengapa beliau memberikan kepercayaan itu kepada saya yang notabene baru mengenal saya beberapa saat.
Asrama Perjuanganku, Al-Izzah
Selasa, 27 September 2011 00.24 WIB
0 comments:
Post a Comment