Si Bolang. Bocah petualang. Salah satu acara yang cukup banyak penggemarnya dari mulai kalangan anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa pun tak malu untuk menonton sajian special Trans7 ini. Banyak pelajaran yang dapat diambil tentunya. Itulah alasan kenapa semua golongan usia pun tak pernah bosan menyaksikan tayangan bermacam-macam wisata, kuliner, dan ciri khas atau seluk beluk suatu daerah di Indonesia. Hehe…akupun salah seorang penonton setianya. Hmmm…memang seru sih!!
Ngomong-ngomong berpetualang, aku punya sebuah cerita menarik di bulan Ramadhan 2011 atau 1432 H. Kalau ditanya seruan si Bolang atau kisah yang bakalan aku certain???? Silahkan simpulkan sendiri di akhir. Yang jelas, tak penting buatku mana yang lebih bagus. Yang paling penting kau baca sampai akhir cerita ini (baca logat Medan…). Oiya, satu lagi, mungkin sempet terpikir namanya bukan Si Bolang, karena kami bukan bocah lagi sekarang, udah berjenggot dan berkumis. Jadi, apa ya?? Mungkin Si Ilang, Ikhwan Petualang,heheh...Cekidot!!
Cerita ini berawal dari rencana yang tiap tahun selalu menjadi moment yang tak akan pernah terlewatkan. Ya. MUDIK atau Pulang Kampung. Saya merencanakan mudik pada H-4 Lebaran, atau tepatnya pada hari Jum’at 26 Agustus 2011 dengan rombongan mudik lebaran Indofood, yang tiap tahun disediakan oleh PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, Tbk. Bareng orang tua pastinya. Singkat cerita, ada temen (baca:adik kelas angkatan Fakultas Kedokteran Hewan angkatan 2009 atau ang’46) yang nggak mudik ke kampong halamannya, Medan. Usut punya usut, alasannya mahal ongkosnya kalau pulang ke Medan. Ya memang betul, sekali perjalanan mungkin bisa sampe sejuta kali yaa…Ya intinya mahal-lah. Akhirnya timbul juga keinginan buat ngajak dia ikut mudik ke kampong halaman tercinta (baca: Sumedang Kota Tahu). Ternyata dia mau.
Awalnya mau ke Sumedang berdua sama dia. Oiya, namanya RIDHO SIHALOHO, asal Batubara. Dia jurusannya Kedokteran Hewan. Nah, awal rencana berangkat naik motor Kharisma (titipan temen, Rahman anak Jambi Jurusan Teknologi Industri Pertanian 2007, hehe..pinjeman) berdua bareng Ridho. Tak disangka, adik kelas bernama M. Ramdan Shalihudin jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan angkatan 2008 asal Tanjungsari, Sumedang, berniat ikut mudik bareng. Yowes, akhirnya sepakat buat mudik bareng. Yang jadi persoalan musti pinjem motor siapa?? Singkat cerita, saat di Al Hurriyyah, ketemu sama adik kelas, Fakultas Peternakan angkatan 2008 asal Cimalaka, Sumedang. Ngobrol-ngobrol beberapa saat, ternyata dia nggak mudik naik motor, JUPITER MX tak berkopling.
“Hehe..tiasa nambut motorna teu, Tegar? Aa bade uih ka Sumedang enjing tabuh sapuluh, mung teu acan aya motorna hiji deui. Kumargi bade sareng kang Ramdan. Nah anjeunna teu acan aya motor, upami Aa bade sareng Ridho FKH 46. Kumaha tiasa???” tanyaku pake bahasa Sunda. (Hehe…bisa pinjam motornya ngga, Tegar? Kakak mau pulang (baca:mudik) ke Sumedang besok jam sepuluh, tapi belum ada motornya satu lagi. Karena mau bareng sama Ramdan. Nah dia belum ada motor, kalau kakak mau bareng Ridho FKH 46. Gimana bisa???”
“Ooh…mangga A, tapi kadenya A ban motorna tos gundul. Leueur.” Balasnya.
(Ooh…silahkan Kak, tapi hati-hati Kak ban motornya udah gundul. Licin.”)
“Oh muhun atuh, nya insyaAllah. Motorna dicandak ayeuna teu?”
(“ Oh iya. InsyaAllah. Motornya dibawa sekarang nggak?”)
“Aya di kosan A. Enjing we atuh tabuh 7 pendak di BNI nya??!!”
(“Ada di kosan Kak. Besok aja ya jam 7, ketemu di BNI ya???!!”)
“Nya atuh upami kitu mah. Nuhun nya sateucana.” Sahutku
(“Ya kalau gitu. Makasih sebelunya ya.”)
0 comments:
Post a Comment