Zaman sekarang, yang namanya telepon genggam alias handphone atau HP sudah jadi barang yang umum. Bahkan hampir tidak ada bedanya dengan permen, yang biasa dijual di warung-warung kelontong, karena harganya yang cukup terjangkau. Saat ini HP bisa dengan mudah dimiliki oleh setiap orang. Tak mengenal kelas ekonomi, usia, dan lokasi geografis. Dari yang ekonominya (maaf) pas-pasan, sampai yang ekonominya kelebihan. Dari yang usianya masih remaja, bahkan anak-anak, sampai yang usianya menginjak dewasa dan memasuki golongan kaum tua. Baik yang berada di pedesaan maupun yang tinggal di perkotaan. Semuanya mengenal salah satu karya teknologi ini. Hampir bisa dipastikan di setiap keluarga atau rumah ada anggotanya yang memiliki handphone.
Tanpa disadari, sebagian besar orang mungkin sudah kecanduan pada handphone, akhirnya menjadi sangat ketergantungan dengan HP. Satu hari, 24 jam, dilalui dengan dibersamai oleh handphone. Memang ada dampak positif dan negatif dari handphone. Untuk dampak positifnya, begitu banyak pekerjaan-pekerjaan yang saat ini jadi terbantu dengan adanya HP ini. Sehingga beberapa pekerjaan menjadi mudah. Lalu cepat terselesaikan. Yang jelas, fungsi utama handphone, sejak awal adalah untuk memudahkan komunikasi dengan orang lain dari jarak jauh, masih tetap berlaku hingga sekarang.
Terlebih sekarang ini sudah banyak handphone yang canggih. Sebut saja handphone yang menggunakan sistem operasi iOS, Android, Windows Phone, dan lain-lain, dilengkapi dengan aplikasi yang sangat membantu dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Untuk android, begitu banyak aplikasi yang disediakan di Google Play Store dengan ragam kategori. Mulai dari aplikasi yang mendukung pekerjaan bisnis, pekerjaan rumah tangga, dunia olahraga, game, sosial media, informasi/berita, dan sebagainya.
Dampak negatifnya, waktu yang ada, 24 jam, jadi terkuras habis oleh hanpdhone. Fitur sosial media di handphone, bisa dikatakan nyawanya. Ketika handphone yang dimiliki seseorang tidak ada fitur canggih yang mendukung aktivitas sosial media, handphone tersebut bisa dengan mudahnya dibuang begitu saja. Data-data pribadi, kehidupan pribadi, jadi begitu mudahnya terekspos lewat berbagai sosial media yang dimiliki handphone. Nggak aneh, kalau cyber crime, belakangan ini trennya semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh mudahnya kita dalam mengekspos aktivitas pribadi, bahkan yang sifatnya sangat privacy.
Terlebih sekarang ini sudah banyak handphone yang canggih. Sebut saja handphone yang menggunakan sistem operasi iOS, Android, Windows Phone, dan lain-lain, dilengkapi dengan aplikasi yang sangat membantu dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Untuk android, begitu banyak aplikasi yang disediakan di Google Play Store dengan ragam kategori. Mulai dari aplikasi yang mendukung pekerjaan bisnis, pekerjaan rumah tangga, dunia olahraga, game, sosial media, informasi/berita, dan sebagainya.
Dampak negatifnya, waktu yang ada, 24 jam, jadi terkuras habis oleh hanpdhone. Fitur sosial media di handphone, bisa dikatakan nyawanya. Ketika handphone yang dimiliki seseorang tidak ada fitur canggih yang mendukung aktivitas sosial media, handphone tersebut bisa dengan mudahnya dibuang begitu saja. Data-data pribadi, kehidupan pribadi, jadi begitu mudahnya terekspos lewat berbagai sosial media yang dimiliki handphone. Nggak aneh, kalau cyber crime, belakangan ini trennya semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh mudahnya kita dalam mengekspos aktivitas pribadi, bahkan yang sifatnya sangat privacy.
sumber |
Negatifnya, handphone bisa membuat kita kecanduan. Waktu kita bisa habis hanya untuk main HP. Sehingga, segala aktivitas apapun, selalu berdampingan dengan handphone. Mungkin para pembaca pernah mengalami kejadian dimana sebelum tidur harus main HP, dan tertidur saat pegang HP. Lalu bangun tidur yang dicari pertama kali adalah HP. Mau mandi, main HP dulu. Habis mandi main HP. Sebelum makan main HP, karena mungkin saja pesan makanan via ojek online. Lalu mau berangkat kerja, main HP, pesan ojek online. Saat di kantor main HP. Pulang ke rumah main HP. Dan mau tidur lagi, main HP. Handhphone dan handphone. Begitu seterusnya setiap hari. Lalu, normalkah kehidupan kita yang seperti ini? Sehatkah kehidupan yang bergantung kepada handphone?
Nah, kali ini saya ingin berbagi mengenai salah satu dampak negatif dari kecanduan memainkan HP. Lebih spesifiknya berkaitan dengan akibat keseringan main handphone atau HP sebelum tidur. Kira-kira ada akibatnya nggak ya?
Tapi, sebelumnya, saya mau tanya nih, pernah nggak main HP sambil tiduran terlentang, dan tiba-tiba karena mengantuk atau genggaman tangan nggak kuat, HP jatuh dan menimpuk wajah?
"Pletakkkk...." Kena bagian muka. Hadeuh sakitnya sih nggak seberapa, tapi malunya itu lho, untung kalau lagi sendiri. Ya ngetawain sendiri jadinya. Kalau ada teman, mungkin diketawain rame-rame. Hehehehe. Pernah kan...? Hayoo ngaku aja. Toss kalau pernah. Jujur saya pernah, dan beberapa kali terulang kejadiannya, hehehe.
Salah satu momen yang asyik dan sering dilakukan oleh kebanyakan dari kita adalah main handphone sebelum tidur. Baik itu baca artikel, main game, chatting, dan lain sebagainya. Gaya main HP bisa berbeda-beda, ada yang posisinya terlentang, sambil tengkurap, dan sambil duduk. Mungkin ada gaya yang lain? Poinnya adalah sama yakni main handphone sebelum tidur.
Hasil Penelitian
Anne-Marie Chang, PhD., seorang peneliti dan asosiasi neuroscientist dari Brigham and Women's Hospital (BWH) Divisions of Sleep and Circadian Disorders, menjelaskan hasil penelitiannya tentang bahaya keseringan membaca e-book elektronik dai iPad, laptop, ponsel, monitor, dan perangkat elektronik lainnya.
Metode penelitian yang dilakukan oleh Anne-Marie Chang dan rekan-rekannya adalah dengan menggunakan 12 orang volunteers sebagai obyek penelitian. Kedua belas orang ini dikondisikan agar membaca ebook elektronik selama 4 jam dalam lima hari berturut-turut. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu.
Hasil studi menunjukkan adanya pengaruh terhadap produksi hormon melatonin, yakni hormon yang biasanya naik di malam hari. Adapun hormon melatonin ini berfungsi untuk meningkatkan efek mengantuk. Sehingga, jika seseorang yang sering membaca artikel elektronik sebelum tidur dengan durasi lebih dari 4 jam dan dilakukan setiap hari, akan berakibat sulit untuk mengantuk. Namun keesokan harinyanya, akan timbul akibat yang lain, yakni menjadi mudah ngantuk dan berkurangnya waspada atau konsentrasi sekitar 8 jam setelahnya.
Namun yang menarik, tidak berlaku untuk bacaan yang berbentuk buku atau print out. Hal ini dikarenakan perangkat elektronik memancarkan gelombang cahaya pendek yang dikenal dengan istilah blue light. Blue light inilah yang menyebabkan perubahan pada sekresi hormon melatonin.
_______________________________________________________
Nah, mungkin saran buat kita, termasuk saya pribadi, mulai dari sekarang harus lebih bijak dalam menggunakan perangkat elektronik. Khususnya berkaitan dengan tulisan ini adalah penggunaan handphone. Setidaknya intensitas kita dalam berinteraksi dengan handphone bisa sedikit dikurangi. Terutama sebelum tidur yang harus dikurangi. Sehingga waktu yang kita gunakan selama 24 jam tidak terpakai hanya dengan urusan handphone. Karena ternyata aktivitas kita lebih banyak yang harus dilakukan di dunia nyata. Orang-orang di sekitar kita lebih butuh banyak waktu dari kita saat di dunia nyata. Seperti keluarga, teman, tetangga, dan orang tua kita.
0 comments:
Post a Comment