Alat Penyalur Air Sangat Sederhana

Musim kemarau panjang melanda kota Samarinda. Tercatat mulai bulan September hingga Februari ini, paling hujan hanya turun sesekali saja. Melihat prediksi cuaca ini, sejak bulan november, pihak BMKG memang telah memberikan himbauan pada warga Samarinda untuk menghemat dan menampung air, agar musim kemarau ini bisa teratasi. Sehingga urusan dapur dan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) nggak terganggu. Karena di beberapa tempat di Samarinda, sudah sejak lama sekitar 3 tahun terakhir air PDAM tidak mengalir lancar dan rutin setiap hari, termasuk di tempat saya. Jadinya hampir di setiap rumah ada tandon penampung air. Sumber airnya bisa dari air hujan, air sumur, atau air dari membeli. 

Lima bulan terakhir ini, hujan memang turun sesekali saja di kota tepian ini, mungkin dalam lima bulan berturut-turut hanya sekali-dua kali turun hujan, dan bahkan pernah tidak turun hujan sama sekali. Ini akibat dari peristiwa musim kemarau yang disertai El Nino. Sehingga ada satu daerah yang cuacanya panas terus, namun ada daerah lain yang hujan terus. Malahan di beberapa daerah sampai banjir, tapi di daerah yang lainnya kemarau sampai lahan pertanian kering. Dan Samarinda termasuk daerah yang terkena kemarau cukup panjang. Padahal kalau ingat pelajaran geografi dulu semasa SMA, Oktober-Maret itu musim hujan. Tapi karena kondisi cuaca sekarang telah mengalami perubahan, sehingga perputaran musim jadi tak menentu. Salah satu penyebabnya adalah pemanasan global. Tidak lain dan tidak bukan ulah dari manusia itu sendiri. "Siapa menanam, dia akan menuai".

Ada beberapa cara yang ditempuh warga agar air bersih tetap tersedia untuk keperluan sehari-hari. Cara-cara berikut tujuannya supaya tandon terisi air, yang selalu siap dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. 

Air hasil beli dari penjual
Cara pertama mengisi tandon adalah beli dari penjual. Tandon yang disediakan di rumah-rumah bermacam-macam, mulai ukuran 600 liter, 700 liter, sampai ukuran 1500 liter. Sehingga banyak penjual air bersih disini, dengan harga jual bervariasi. Satu penjual kadang berbeda harganya dengan yang lain, ada yang jual per 1500 liternya dengan dengan harga 65 ribu, 75 ribu dan 80 ribu. Untuk ukuran 1500 liter mungkin hanya bisa bertahan sampai waktu 3 minggu, apalagi jika banyak pekerjaan rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga minimal 5 orang, dalam sebulan bisa mengisi 2 kali. Artinya kalau kita ambil harga minimal, maka harus mengeluarkan biaya rutin sebesar 130 ribu per bulan. Lumayan besar ya! 

Air dari sumur
Untuk cara kedua, bisa mengambil air dari sumur. Biaya yang dikeluarkan mungkin cukup besar di awalnya saja, seperti beli mesin pompa (kisaran harga 200-400 ribu), pipa (kira-kira 20 ribu/meter), dan daya listrik. Untuk selanjutnya cukup membayar biaya listrik. Kalau dijumlahkan, maka totalnya berkisar sebesar 500 ribu (awal instalasi) dan bulanan sebesar kurang lebih 30 ribu (asumsi 3 jam per hari). 

Air hujan
Air hujan inilah yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Tandon air tadi, mungkin bisa jadi wadah penampung air hujan. Jadi, bagi yang daerah tempat tinggalnya sedang mengalami musim kemarau panjang, namun masih disertai hujan ringan atau deras dalam seminggu atau sebulan, bisa memanfaatkan air hujan sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari. 

Nah, kalau di rumah tidak ada tandon air, tapi ada bak mandi, bisa dengan cara menampung air hujan. Caranya membuat saluran dari air yang mengalir di genting ke bak mandi. Hanya dengan mengeluarkan biaya sebesar 80 ribu rupiah, air di rumah selalu tersedia. Coba bandingkan dengan cara pertama dan cara kedua, harus mengeluarkan kocek sebesar 130 ribu atau 50 ribu per bulan, lebih hemat yang ini. 

Ini dia eksperimen saya dan terbukti berhasil. Trust me it works!
Bahan yang dibutuhkan cuma 3:
  1. Corong air ukuran besar : harga 15 ribu
  2. Selang panjang 5 meter  : harga 65 ribu
  3. Tali rafia
Caranya sangat simpel, cukup sambungkan corong dengan selang ukuran 5 meter, lalu ikat pada bagian ujung saluran air dari genting. Dan jadilah alat penampung air sederhana. Mudah bukan? Lebih tepat lagi namanya "alat penyalur air sangat sederhana sekali" (APASSS), hehehe. Untuk panjang selang bisa disesuaikan dengan jarak antara talang air ke bak mandi.
alat penyalur air sederhana
alat penyalur air sangat sederhana


Dan tadi pagi hujan baru turun di bulan ini, alat ini langsung saya pasang dalam kondisi hujan deras. Supaya pas pemasangannya, lebih baik saat hujan. Sehingga keluaran air bisa dicek saat itu juga. Dengan memanfaatkan gaya gravitasi, salah satu sifat air bekerja, yaitu akan turun dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Air mengalir dari genting menuju bak mandi yang posisinya lebih rendah. Bak mandi yang semula kosong, akhirnya terisi penuh. Cihuuy.

Untuk volume bak mandi rumah saya yang daya tampungnya (volume) 1000 liter (1x1x1 meter) bisa terisi selama 1 jam, artinya debit air yang mengalir sekitar 16,67 liter/menit. Istri saya pun jadi kegirangan, karena stok air bersih selalu ada. Memasak, mencuci, mandi, dan urusan dapur jadi aman terkendali. Perkiraan untuk pemakaian 1000 liter air bisa sampai 2-3 minggu. Dengan catatan digunakan seperlunya dan sehemat-hematnya.

Well, mungkin cara yang saya lakukan ini bisa dicoba bagi yang kondisinya sama seperti di Samarinda. Kemarau panjang yang diselingi hujan 1-3 kali per bulan. Cara ini murah, praktis, dan terbukti. jadi, bisa dicoba cara sederhana menampung air ini di rumah.
Selamat bereksperimen!
Share on Google Plus

About Muhamad Saepudin

Saya hanyalah seorang penikmat blog dan pembelajar kehidupan. Semoga pembelajaran kehidupanku bisa bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Selamat membaca dan belajar dari kehidupan.

0 comments: