Memang jalan hidup setiap orang berbeda-beda. Tidak ada yang sama. Namun, pastinya ada yang sama, yakni pasti merasakan suka dan duka. Entah bentuk suka dan dukanya berbeda, itu tergantung kemampuan dan takdir dariNya. Yang jadi soal, bagaimana kita menyikapi setiap kejadian hidup yang datang menimpa diri kita. Apakah dengan sikap yang bijak ataukah "ngawur".
Menjadi seorang perantau, adalah salah satu jalan hidup yang harus dilalui oleh jutaan orang di Indonesia. Penduduk Jakarta sebagian besar berasal dari kampung, yang disebut perantau. Coba saja lihat, menjelang lebaran, semua warga Jakarta mudik rame-rame, sampai sepekan dari hari Lebaran, jalanan kosong sekali. Artinya penghuni kota Jakarta sebagian besar perantau dari luar Jakarta.
Merantau ke kota orang atau bahkan negeri orang memang sebuah pilihan hidup yang harus diambil oleh sebagian orang. Bermacam-macam alasannya, karena pindah kerja, kalau di kampung susah cari uang, ikut dengan orang tua, dan lain sebagainya.
Tapi, saat kita merantau ke tempat orang (kota atau negara), ada hal-hal yang harus kita perhatikan agar tidak seperti ini kejadiannya nih.
sumber : www.google.com |
"Mulutmu harimaumu" sempat jadi trending topic di Samarinda sejak tanggal 8 Agustus 2015 dikarenakan ulah salah seorang perantau pemilik akun FB Andri Anto Dark. Ceritanya dia selalu mem-posting hal-hal yang negatif tentang Samarinda. Perantau dari Jakarta ini sudah 2 tahun mencari uang sebagai tukang pencucian motor. Namun, naas, akibat postingannya yang sudah kelewat parah dan memancing kemarahan warga Samarinda, dia babak belur. Kalau mau lengkap ceritanya, silakan cari di mbah Google.
Pelajarannya bagi kita dan para perantau, persis seperti pepatah yang terkenal, "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung". Yang artinya dimana kita tinggal, hargai dan hormatilah budaya dan segala hal berkaitan dengan tempat yang kita tinggali. Karena sudah menghirup udaranya, meminum airnya, menginjak tanahnya, dan menikmati semua yang ada disana. Dengan begitu, banyak perantau yang sukses karena selalu menjaga ucapan, perbuatan, dan sikap di tempat rantauan. Itulah salah satu kuncinya.
Terakhir, sukses bagi semua para perantau. Junjung tinggi budaya dimana kita tempati. Terlebih kita masih di Indonesia.
Salam rantau,
0 comments:
Post a Comment